IPW: Waspada Serangan Teroris di KTT ASEAN Bali!
Sekitar seratus aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Kota Samarinda menggelar aksi teaterikal menolak kedatangan presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama ke Bali Indonesia pada KTT ASEAN ke 19, di Perempatan Mal Lembuswana, Samarinda, Minggu (13/11/2011) HTI memperingatkan kedatangan Obama pada KTT ASEAN hanyalah mengokohkan Imperialisme AS di Asia Tenggara serta memperkokoh militernya di Asia Tenggara termasuk Indonesia. (TRIBUNKALTIM/NEVRIAN TO HARDI PRASETYO)
Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan Polri, khususnya jajaran Polda Bali, agar mewaspadai dan melakukan deteksi dini secara cermat terhadap ancaman gangguan kamtibmas termasuk serangan teroris jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali pada 17 hingga 19 Nopember 2011 mendatang.
Peringatan ini disampaikan IPW, dikarenakan KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, akan dihadiri banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
"Bukan mustahil, momentum ini jadi incaran para pelaku teror," tulis Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam siaran persnya kepada Tribunnews.com, Selasa (15/11/2011).
Menurut Neta, saat ini situasi kamtibmas di Bali memang relatif aman dan kondusif. Meski begitu, aparat keamanan tidak boleh lengah. Sebab, jika merunut ke masa lalu, serangan bom Bali II justru terjadi pasca bom Bali I yang situasi kamtibnas saat itu dapat dikatakan di Bali relatif kondusif.
Lebih lanjut Neta menjelaskan, ada tiga indikasi yang bisa membuka peluang bagi aksi-aksi teror di Bali. Pertama, saat ini masih ada puluhan tersangka teroris yang masih berkeliaran di masyarakat dan belum berhasil diringkus aparat kepolisian. Kedua, beberapa hari belakangan ini aparat Polri berhasil menciduk sejumlah tersangka teroris dari berbagai tempat. Penangkapan ini mengindikasikan gerakan terorisme masih cukup kuat dan solid. Ketiga, terjadinya aksi-aksi perampokan di beberapa daerah, terutama perampokan terhadap tokoh emas, yang mengindikasikan adanya kelompok-kelompok teror yang sedang menggalang dana seperti dalam aksi-aksi teror bom sebelumnya.
"Ketiga indikasi itu perlu diwaspadai aparat keamanan, khususnya di Bali. Sehingga event internasional yang berlangsung di Bali tidak tercemar oleh ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tukasnya.